Senin, 20 Juni 2016

Teruslah Bekerja, Jangan Berharap Pada Negara


Kecerdasan emosional dalam memaknai kalimat "Teruslah bekerja, jangan berharap pada negara".

Ketika kalimat ini dibahas secara ilmiah, mulai dari sejarah kemunculan "mural" hingga alamat blog-nya.

Yang ini tulisannya lebih "menggelora", segmen-nya lebih ke anak muda.

Mungkin begini-lah cara penyelewengan isu, sehingga konsep "Teruslah bekerja, jangan berharap pada negara" berkesan membuka luka lama.

NOTE... Page-nya sudah ada, belum ada yang "like".

Suharto itu anak petani, dan yang namanya petani, saya rasa kecenderungannya lebih "humble". Adalah "janggal" bila petani sampai arogan.


Di masa muda saya sempat dibimbing oleh "ponakan" salah satu Jenderal Besar ini. Satu yang menarik adalah, kami hidup sederhana di sana. Bisa dikatakan, kami tidak pernah menggunakan nama besar itu untuk kepentingan kami. Malah obrolan lebih ke "kesehatan Bu Nas" yang semakin tua. Pelajaran tentang "humble" ini cukup mengena hingga sekarang...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar