Senin, 05 Januari 2015

Psychological Thriller

Not Every Gift is a Blessing


Psychological Thriller

1) Investigasi terhadap psikologi karakter utama
2) Wawasannya
3) Pikirannya
4) Penyimpangannya
5) Perjuangan untuk memahami realita

John Madden

Psikologi thriller fokus ke...
1) Cerita
2) Pengembangan karakter
3) Pilihan
4) Konflik moral
5) Takut dan Gelisah memaksa ketegangan psikologis lewat cara yang sulit diprediksi

James N. Frey
Thriller yang baik adalah fokus ke psikologis tokoh antagonis-nya. Membangun ketegangan sehingga menimbulkan penafsiran yang ambigu (membingungkan di antara dua pilihan).

Plot Twist

Perubahan radikal dari plot cerita yang sama sekali tidak disangka oleh penonton.

Surprise Ending

Jika plot itu berada di posisi menjelang akhir cerita.


Ini adalah tehnik memancing penonton memilih tokoh protagonis-nya, tapi ternyata pilihan penonton salah.

Unreliable Narrator

Ini adalah pencerita yang tidak bisa dipercaya.


MacGuffin biasanya berfokus di awal film, ini semacam gambaran tentang film tersebut, yang diwakili oleh tokoh protagonis. Ini akan muncul lagi di klimaks cerita, atau tidak sama sekali.

Examples in film include: the meaning of rosebud in Citizen Kane (1941)

Tema psikologi thriller ada beberapa, antara lain:

1) Realitas / Kenyataan / Fakta
2) Persepsi / Wawasan / Daya paham
3) Pemikiran
4) Kehidupan / Makna
5) Identitas
6) Kematian

Di psychological thriller karakter biasanya berjuang dengan pikirannya sendiri. Dia berusaha menentukan apa yang nyata, siapa mereka, dan apa makna kehidupan.

The study of the Character, as it is now known, was conceived by Aristotle’s student Theophrastus. In The Characters (c. 319 BC), Theophrastus introduced the “character sketch,” which became the core of “the Character as a genre.” It included 30 character types. Each type is said to be an illustration of an individual who represents a group, characterized by his most prominent trait. The Theophrastan types are as follows:

The Insincere Man (Eironeia) / Bermuka dua
The Flatterer (Kolakeia) / Penjilat
The Garrulous Man (Adoleschia) / Cerewet
The Boor (Agroikia) / Orang yang kurang sopan
The Complacent Man (Areskeia)  / Sopan
The Man without Moral Feeling (Aponoia)
The Talkative Man (Lalia) / Latah / Banyak bicara
The Fabricator (Logopoiia) / Pabrik
The Shamelessly Greedy Man (Anaischuntia) / Serakah dan tak tau malu
The Pennypincher (Mikrologia) / Kikir
The Offensive Man (Bdeluria) / Suka menghina
The Hapless Man (Akairia) / Malang
The Officious Man (Periergia) / Suka mencampuri urusan orang
The Absent-Minded Man (Anaisthesia) / linglung / lalai
The Unsociable Man (Authadeia) / tidak ramah
The Superstitious Man (Deisidaimonia) / Suka takhyul
The Faultfinder (Mempsimoiria) / sinis
The Suspicious Man (Apistia) / Suka berprasangka
The Repulsive Man (Duschereia) / Menjijikkan
The Unpleasant Man (Aedia) / tidak menyenangkan
The Man of Petty Ambition (Mikrophilotimia) / Ambisi picik
The Stingy Man (Aneleutheria) / Pelit
The Show-Off (Alazoneia) / Berlagak
The Arrogant Man (Huperephania) / Sombong
The Coward (Deilia) / Pengecut
The Oligarchical Man (Oligarchia) / berkuasa
The Late Learner (Opsimathia) / telat belajar
The Slanderer (Kakologia) / Fitnah
The Lover of Bad Company (Philoponeria) / Suka ngomong kasar
The Basely Covetous Man (Aischrokerdeia) / Tamak yang keji

Surprise Ending

Anagnorisis
Flashback
Unreliable narrator
Peripeteia
Deus ex machina
Poetic justice
Chekhov's gun
Red herring
In medias res
Non-linear narrative
Reverse chronology




Tidak ada komentar:

Posting Komentar